SMeCK Hooligan,
Jika satu kata harus diapungkan untuk menggambarkan kondisi PSMS Medan
saat ini, maka kata yang paling cocok adalah gamang. Iya, tidak ada
kepastian dan ketegasan. Tidak hanya dalam membentuk tim, tapi juga
menyusun organisasi kepengurusan.
Plt Ketua Umum PSMS, Idris
mengakui kecenderungan itu. Tapi Idris berkilah, pihaknya bukan tak
tegas, melainkan berhati-hati. Dan menurutnya, sikap ini tak lepas dari
wajah sepakbola nasional secara menyeluruh.
PSMS kuatir salah
langkah dan masih menebak-nebak alur kepastian kebijakan PSSI. Maka,
langkah antisipatif yang paling aman ialah mengulur-ulur durasi seleksi
plus status pelatih. Pasalnya, mengikat pelatih dan pemain-pemain
diperkirakan berujung fatal. Sebab diharuskan merogoh dana yang tidak
sedikit untuk operasional.
Di lain sisi, kegamangan ini dapat
jadi bumerang. Apalagi jika calon pelatih dan pemain seleksi yang merasa
digantung memutuskan balik badan. Ekspektasi untuk melihat tim
berkualitas berakhir di ujung lidah.
"Ya, jujur kita bingung
dengan runyamnya kondisi PSSI. Semua yang sempat jelas, kembali kabur.
Tak ada pilihan lain, PSMS harus safety," katanya di Medan, kemarin.
Idris
menyebut, dirinya memang belum terlibat pembicaraan resmi dengan
pemain-pemain seleksi. Kendati begitu ia menegaskan seluruh biaya
operasional selama seleksi tetap diakomodir.
Sampai di sini
mencuat kerancuan lain. Jika yang dipersoalkan adalah pendanaan,
bukankah konsorsium siap menalangi? Idris mengatakan, PSMS yang sudah
menyatu dengan konsorsium memiliki sikap serupa. "Bayangkan saja jika
kompetisi diputar tahun depan. Pendanaan tidak tepat sasaran sama saja
dengan kesia-siaan," katanya.
Kontra dengan itu, CEO PT Bintang
Medan, Dityo Pramono menampik mempersoalkan PSSI. Ia mengatakan stagnasi
persiapan teknis PSMS diakibatkan persoalan internal yang
berlarut-larut. Klub tidak perlu mengambing hitamkan PSSI dan setia
menunggu kebijakan PSSI.
"Letak masalahnya bukan disitu. MoU
sudah dibuat, tapi tindak lanjutnya nol besar. Antara 40 klub masih ada
tarik ulur. Lha, kita bingung, sebenarnya yang berkompeten di PSMS itu
siapa. Karena itu, kita menunggu sampai ada kejelasan dari internal
PSMS. Kita tidak ingin semuanya rusak di belakang hari," katanya.
Konsorsium
mengakui 40 klub sebagai pemilik sah PSMS. Sehingga, saat 40 klub
menyoal kredibilitas Idris (plt Ketua Umum PSMS), mereka bersedia
menunggu. Terkait CEO ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham bukan
dengan wacana mengapungkan beberapa nama.
Ketua Komite Kompetisi
Sihar Sitorus mengatakan PSSI tetap dengan rencana semula yakni
menjalankan format kompetisi dua wilayah. Jadwal kompetisi juga tidak
akan diundur.
"Tetap delapan Oktober. Memang masih ada
pembicaraan di tataran exco, tapi tidak ada indikasi mundur. Soal format
kompetisi dua wilayah sudah dikonsultasikan dengan AFC," ujarnya.
Sumber : TRIBUN-MEDAN.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar